I sometimes wish you can see through my head
And feels what's inside my heart
That way you'll understand
Why after all this time
I still don't get me.

Butir sajak diatas mungkin menggambarkan perasaan gue, for most of the time一if not all the time. Sampai saat ini gue masih struggling untuk mengenal diri gue. I know me, but I also don't know me. Aneh. Tapi benar terjadi.

Gue sering mendapatkan pertanyaan "apa sih cha yang ada di pikiran lo?", and please believe me when I say "gak tahu," gue berharap orang-orang bisa baca pikiran and help me sorting my thoughts.

Gue tahu apa yang gue mau, but at the same time gue ga tahu. Gue pengen A tapi B juga tempting. As I grew older, gue akhirnya paham, gak semua hal itu hitam putih, kebanyakan malah abu-abu, bikin gue semakin bingung.

Dari dulu gue adalah jenis manusia yang melihat semua dari berbagai sisi, sisi positif dari kelakuan gue ini adalah, gue gak gampang judge orang karena gue tahu semua orang punya alasan atas tindakannya masing-masing. Sisi negatifnya? Karena gue melihat semua dari berbagai sisi, gue jadi bingung ketika disuruh memilih satu, karena gue tahu semua hal punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lho, kan lo bisa pilih mana yang kelebihannya lebih banyak dari kekurangannya? Nah, sepertinya ini yang gak gue bisa, karena kadang semuanya abstrak.

Setelah lo baca ini mungkin lo akan bilang "Gue gak ngerti cha, maksud lo apa."

Nah itu. Kenapa gue berharap kalian semua bisa baca pikiran gue.

She often asks and wonders who actually she is.

"Mengapa?" Bisikku, bisikmu.
Seolah saling tak terima, bila semua tak berjawab.